2013-02-26

TAJ MAHAL

Taj Mahal dianggap sebagai salah satu dari delapan keajaiban dunia, dan beberapa sejarawan Barat telah mencatat bahwa keindahan arsitektur yang belum pernah melampaui. The Taj adalah monumen yang paling indah yang dibangun oleh Mughal, penguasa Muslim India. Taj Mahal dibangun seluruhnya dari marmer putih. Keindahan yang menakjubkan arsitektur adalah di luar deskripsi yang memadai, terutama saat fajar dan matahari terbenam. The Taj tampak bersinar dalam terang dari bulan purnama. Pada suatu pagi berkabut, para pengunjung pengalaman Taj seolah terhenti bila dilihat dari seberang sungai Jamuna.
Taj Mahal dibangun oleh, Shah Jahan Muslim Kaisar (meninggal 1666 CE) dalam memori istri tercinta dan ratu Mumtaz Mahal di Agra, India. Ini adalah "elegi di marmer" atau mengatakan sebuah ekspresi dari sebuah "mimpi." Taj Mahal (artinya Crown Palace) adalah sebuah Mausoleum yang rumah makam ratu Mumtaz Mahal di majelis rendah. Makam Shah Jahan telah ditambahkan ke nanti. Nama asli sang ratu adalah Arjumand Banu. Dalam tradisi Dinasti Mogul, wanita penting dari keluarga kerajaan diberi nama lain di pernikahan mereka atau pada beberapa peristiwa penting lain dalam hidup mereka, dan bahwa nama baru itu umumnya digunakan oleh masyarakat. Nama asli Shah Jahan adalah Shahab-ud-din, dan ia dikenal sebagai Pangeran Khurram sebelum naik ke tahta pada tahun 1628.
Taj Mahal dibangun selama dua puluh dua tahun, mempekerjakan dua puluh ribu pekerja. Itu selesai pada 1648 M dengan biaya 32 Juta Rupiah. Dokumen konstruksi menunjukkan bahwa arsitek tuannya adalah Ustad 'Isa, arsitek Islam terkenal di zamannya. Dokumen berisi nama dari mereka yang bekerja dan persediaan bahan bangunan dan asal mereka. Ahli pengrajin dari Delhi, Qannauj, Lahore, Multan dan dipekerjakan. Selain itu, banyak pengrajin Muslim terkenal dari Baghdad, Shiraz dan Bukhara bekerja pada tugas-tugas khusus banyak.
The Taj berdiri pada platform, mengangkat persegi (186 x 186 kaki) dengan empat sudutnya dipotong, membentuk oktagon yang tidak sama. Desain arsitektur menggunakan konsep arabesque interlocking, di mana setiap elemen berdiri sendiri dan sangat terintegrasi dengan struktur utama. Ia menggunakan prinsip-prinsip self-replikasi geometri dan simetri elemen arsitektur.
Kubah utamanya adalah lima puluh delapan meter dengan diameter dan naik ke ketinggian 213 kaki. Hal ini diapit oleh empat anak perusahaan ruang berkubah. Keempat anggun, ramping menara adalah 162,5 kaki masing-masing. Seluruh makam (di dalam maupun di luar) yang dihiasi dengan desain hias bunga dan kaligrafi menggunakan permata mulia seperti batu akik dan jasper. Para archways utama, dipahat dengan ayat-ayat dari Al Qur'an dan pekerjaan gulir berani pola bunga, memberikan pesona menawan dengan keindahannya. Ruang kubah pusat dan empat ruang sebelah meliputi banyak dinding dan panel dekorasi Islam.
Makam adalah bagian dari sebuah kompleks luas yang terdiri dari gerbang utama, taman yang rumit, sebuah masjid (ke kiri), rumah tamu (ke kanan), dan beberapa bangunan megah lainnya. The Taj berada di ujung terjauh kompleks ini, dengan Jamuna sungai di balik itu. Taman besar berisi empat kolam mencerminkan membaginya di pusat. Masing-masing empat bagian dibagi lagi menjadi empat bagian dan kemudian masing-masing menjadi empat bagian lagi. Seperti Taj, elemen taman melayani seperti Arabesque, berdiri sendiri dan juga merupakan keseluruhan.

2013-02-19

misteri angka 666 dan satanisme

Angka 666 dalam bhs Latin bisa diartikan sebagai DIC LVX = “dicit lux” – suara cahaya. Maklum setan dalam bhs Latin sering diberi nama sebagai Lucifer (Lux Ferre) atau sipembawa cahaya. Dalam istilah astrologi disebut juga sebagai Bintang Fajar atau Venus atau planet ke-enam terbesar dalam tata surya kita.

Number of The Beast
666 dalam angka Rumawi = DCLXVI atau dalam arti kata lain dalam angka 666 tsb telah dapat merepresentasikan seluruh angka yang terdapat dalam angka Rumawi (D = 500, C = 100, L = 50, X = 10, V = 5, I = 1).
Semua yang buruk dan jahat konon mempunyai kaitannya dengan angka 666 seperti roulet, apabila semua angka di meja roulet dijumlahkan akan menjadi 666. Berzinah itu dosa berat maka dari itu angka 666 dalam bhs Yunani mempresentasikan XES (sex terbalik) atau Χ Ξ Σ (Chi Xi Sigma) sebab dalam bhs Yunani maupun Ibrani abjad mereka itu juga identis dengan angka. Begitu juga dengan nama dari Kaiser Nero dalam bhs Ibrani ini bisa ditulis dengan angka 666 (Neron Kesar). Racun yang mematikan adalah racun 666 = racun Hexachloride yg diambil dari formula kimia C6H6Cl6.
Hal inilah yang menyebabkan angka 666 selalu diidentikkan dengan Satanisme atau hal-hal yang berbau pemujaan setan.
Satanic Symbol
Simbol atau lambang klenik (gaib) adalah sarana kekuatan yang digunakan pengikut aliran sesat untuk memohon bantuan kekuatan jahat dalam dunia gaib dan pemujaan setan. Tetapi penggunaannya baru bisa efektif jika dalam bentuk tiga dimensi.
Simbol digunakan orang untuk menarik perhatian kekuatan gelap. Sebagian besar dari kita belum sepenuhnya menyadari kekuatan misterius dari simbol-simbol yang digunakan. Terkadang kita menggunakannya sebagai kalung yang melingkari leher, jadi gelang di pergelangan tangan, atau menyimpannya di dalam kamar. Hati- hati! Simbol-simbol itu sesungguhnya bukan gambar tak bermakna. Tapi ada kekuatan jahat di baliknya.
Waspadalah, di mana pun terdapat pengaruh klenik, simbol-simbol ini pasti digunakan, khususnya yang berhubungan dengan kekuatan jahat. Kuasa kegelapan sudah pasti mengenal simbol-simbol ini dengan mudah. Jadi, bila Anda termasuk salah seorang pemilik simbol-simbol ini dan menggunakannya, kemungkinan besar akan mudah dipengaruhi oleh setan. Inilah beberapa simbol setan:
Ankh
Ankh
Sepintas lalu simbol ini mirip dengan salib dalam ajaran kaum Nasrani. Tapi tidak. Gambar ini sama sekali tak ada hubungannya dengan salib. Ankh merupakan salah satu simbol kekuatan terdahsyat dari dunia mistik hitam. Bila ditelusuri sejarahnya, Ankh berasal dari mistik Mesir kuno. Pada masa itu Ankh dipergunakan dalam upacara pemujaan RA, dewa matahari Mesir kuno yang diyakini sebagai wujud lain dari setan. Ra juga dianggap sebagai pencipta alam semesta dan disembah oleh orang-orang Mesir kuno. Lingkaran di atas kepala adalah gambaran matahari.
Ankh merupakan simbol reinkarnasi. Namun konsepnya berbeda dengan pengertian ajaran Budha dan Hindu. Dalam ajaran Mesir kuno, Ankh bermakna sebagai keabadian hidup. Syarat utama untuk menggunakan simbol ini, orang-orang Mesir kuno diwajibkan mempersembahkan kesucian para gadis perawan dalam sebuah pesta ritual yang menyeramkan.
Pentagram
Pentagram
Simbol ini sering digunakan oleh para tukang sihir perempuan dalam melakukan prakteknya. Pentagram berhubungan dengan Lucifer dan tukang sihir perempuan percaya bahwa Lucifer berarti “putra sang pagi”. Ada beberapa kebenaran dalam gambaran tentang setan yang dilukiskan sebagai seorang ‘malaikat penerang’ dan merupakan salah satu makhluk terindah yang pernah diciptakan. Karena itu, rasa bangga dan kesombongan telah menguasai diri Lucifer. Karena sifat juga yang membuatnya terpuruk dalam kesesatan.
Jika pentagram ini diputar secara terbalik, bentuknya jadi semacam bintang yang “bertanduk”. Atau bila diamati secara seksama. simbol bintang ini dalam perputarannya seakan-akan membentuk wajah setan. Dan sampai saat ini Pentagram dijadikan sebuah simbol yang dipergunakan seluruh gereja setan di dunia.
Hexagram
Hexagram
Disebut Hexagram karena berbentuk bintang segi enam. Hexagram sering dipergunakan dalam upacara ritual mistik dalam dunia gaib hitam. Simbol ini harus tersedia ketika memanggil setan secara berulang-ulang selama ritual berlangsung. Kata ‘Hex’ berasal dari lambang ini.
Terdapat sebuah catatan penting yang menyangkut Hexagram yang pernah digunakan pesulap terkenal Cellini. Dulu, ia dan muridnya, Cenci, mencoba menantang setan-setan dari dalam sebuah lingkaran yang telah dilukiskan di atas tanah di Coliseum (stadion besar), kota Romawi.
Kebanyakan para setan memang akan muncul bila diundang, tapi justru kehadiran itu merusak ritual. Tapi Cellini yakin, selama ia dan muridnya berada dalam lingkaran akan aman dari serangan setan. Pada saat itu Cenci mengaku telah melihat lima sosok setan besar berusaha sekuat tenaga untuk menembus lingkaran Hexagram.
Dalam spiritual Cina, I Ching, Hexagam juga dipergunakan dengan kombinasi garis lurus dan garis putus yang berhubungan dengan energi “Yin” dan “Yang”. Hexagram, pada dasarnya sama sekali tidak menunjukkan pengertian yang bisa bikin bulu kuduk berdiri.
Tanduk Unicorn
Tanduk Unicorn
Jika uang merupakan sebuah problema, simbol ini diyakini bisa menawarkan bebarapa solusi secara mistik. Pertama kali digunakan para pendeta Druid di Skotlandia dan Irlandia. Biasanya, tanduk Unicorn dipakai dalam upacara ritual untuk meminta bantuan keuangan kepada setan. Nama lain untuk simbol ini adalah “tanduk Italia”, “tongkat sihir peri” atau “tongkat Leprechaun”.
Dalam mitologi Indian, simbol tanduk sering disebut-sebut. Kelihatannya seperti lambang kemaluan lelaki. Bila diamati secara seksama, pada beberapa pakaian, simbol seperti ini tampak melingkari leher si pemakai. Sementara di daratan Eropa, simbol unicorn dianggap berhubungan dengan persoalan seksualitas dan merupakan sebuah simbol kekuatan seks. Legenda Unicorn terdapat dalam kisah-kisah kaum Nasrani, Islam, Cina, dan Indian.
Scarab
Scarab
Kata Scarab berasal dari bahasa latin; Scarabaeus Sacer. Ia termasuk salah satu hewan anggota dari keluarga kumbang. Orang-orang Mesir kuno meyakini tipe kumbang jenis ini sebagai sesuatu yang keramat, disucikan dan dijadikan simbol, tanda, atau jimat.
Scarab digunakan dalam upacara ritual untuk memohon hal-hal yang menyesatkan dan kotor. Sedangkan nama lain yang lebih tepat untuk kumbang satu ini adalah “Dung” (maaf, tahi!). Mungkin karena hobinya yang gemar menggali lubang di dekat tumpukan kotoran. Selain untuk tempat bertelur, juga untuk tempat penyimpanan makanan.
Di daerah tropis, bukan hal aneh bila menemukan kumbang kotoran mempermainkan gumpalan kotoran sebesar apel dengan tubuhnya. Menjijikan memang, tapi itu pula sebabnya mengapa para tukang sihir wanita suka menggunakan kumbang dalam praktek-praktek sihirnya.
Eye of Horus
Mata Horus
Horus adalah sosok dewa yang berhubungan dengan matahari. Ia merupakan putra dari Isis dan Osiris. Mata Horus merupakan simbol mistik dari kekuatan gelap yang bermakna ‘Maha Tahu’ dan ‘Maha Melihat’. Biasanya ia dilukis dalam hieroglips (Tulisan Mesir kuno) di dinding-dinding Piramid.Osiris adalah sang raja sekaligus hakim kematian. Ia suami dan juga abang dari Isis. Ia juga merupakan sosok dewa senior tertinggi dalam kepercayaan Mesir kuno.
Biasanya, Osiris sering digambarkan sebagai figur laki-laki dengan janggut menghiasi dagu dan dibungkus seperti mumi. Di atas kepalanya bertengger sebuah mahkota yang dikenal dengan nama ‘Mahkota Atef’. Biarpun ia pernah mati dalam peperangan, tapi toh ia bisa dihidupkan kembali oleh putranya, Horus. Isis adalah dewi kesuburan dan ibu dari Horus. Selain di Mesir, ia dikenal juga sebagai salah satu dewa dalam legenda-legenda Yunani dan kekaisaran Romawi.
Isis's crescent moon
Bulan Sabit
Melengkapi pembahasan Mata Horus, bulan sabit digunakan sebagai simbolisasi dari Isis. Identitas lainnya adalah Diana, sang Ratu Surga. Kitab-kitab kuno mengkisahkan riwayat keturunannya berasal dari cucu Nuh bernama Cush. Ia menikahi seorang perempuan jahat bernama Semiramis yang kelak menjadi ratu Babylonia.
Di dalam dunia mistik sesat, ada beberapa bentuk dari perempuan jahat ini, di antaranya: Venus, Ashtoreth, Diana, Isis. Simbol setan sering dikaitkan dengan persoalan hubungan seks yang tak lazim. Di bawah sinar bintang dan rembulan, upacara ritual ini melibatkan para pengikutnya menikmati seks satu sama lain atas nama setan.
Berhati-hatilah terhadap simbol-simbol ini dan praktek-praktek kesesatan yang mungkin tanpa Anda sadari ada di lingkungan sekitar Anda. Biasanya kelompok aliran sesat selalu menjalankan aktifitasnya dengan cara terselubung dan bersembunyi di balik topeng-topeng ilusi yang membiuskan.

2013-02-12

kisah nabi KHIDIR


kisah nabi khidir A.S

Salah satu kisah Al-Quran yang sangat mengagumkan dan dipenuhi dengan misteri adalah, kisah seseorang hamba yang Allah s.w.t memberinya rahmat dari sisi-Nya dan mengajarinya ilmu. Kisah tersebut terdapat dalam surah al-Kahfi di mana ayat-ayatnya dimulai dengan cerita Nabi Musa, yaitu:

"Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya: 'Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan-jalan sampai bertahun-tahun." (QS. al-Kahfi: 60)


Kalimat yang samar menunjukkan bahawa Musa telah bertekad untuk meneruskan perjalanan selama waktu yang cukup lama kecuali jika beliau mampu mencapai majma' al-Bahrain (pertemuan dua buah lautan). Di sana terdapat suatu perjanjian penting yang dinanti-nanti oleh Musa ketika beliau sampai di majma' al-Bahrain. Anda dapat merenungkan betapa tempat itu sangat misteri dan samar. Para musafir telah merasakan keletihan dalam waktu yang lama untuk mengetahui hakikat tempat ini. Ada yang mengatakan bahawa tempat itu adalah laut Persia dan Romawi. Ada yang mengatakan lagi bahawa itu adalah laut Jordania atau Kulzum. Ada yang mengatakan juga bahawa itu berada di Thanjah. Ada yang berpendapat, itu terletak di Afrika. Ada lagi yang mengatakan bahawa itu adalah laut Andalus. Tetapi mereka tidak dapat menunjukkan bukti yang kuat dari tempat-tempat itu.


Seandainya tempat itu harus disebutkan nescaya Allah s.w.t akan rnenyebutkannya. Namun Al-Quran al-Karim sengaja menyembunyikan tempat itu, sebagaimana Al-Quran tidak menyebutkan kapan itu terjadi. Begitu juga, Al-Quran tidak menyebutkan nama-nama orang-orang yang terdapat dalam kisah itu kerana adanya hikmah yang tinggi yang kita tidak mengetahuinya. Kisah tersebut berhubungan dengan suatu ilmu yang tidak kita miliki, kerana biasanya ilmu yang kita kuasai berkaitan dengan sebab-sebab tertentu. Dan tidak juga ia berkaitan dengan ilmu para nabi kerana biasanya ilmu para nabi berdasarkan wahyu. Kita sekarang berhadapan dengan suatu ilmu dari suatu hakikat yang samar; ilmu yang berkaitan dengan takdir yang sangat tinggi; ilmu yang dipenuhi dengan rangkaian tabir yang tebal.


Di samping itu, tempat pertemuan dan waktunya antara hamba yang mulia ini dan Musa juga tidak kita ketahui. Demikianlah kisah itu terjadi tanpa memberitahumu kapan terjadi dan di tempat mana. Al-Quran sengaja menyembunyikan hal itu, bahkan Al-Quran sengaja menyembunyikan pahlawan dari kisah ini. Allah s.w.t mengisyaratkan hal tersebut dalam firman-Nya:


"Seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami." (QS. al-Kahfi: 65)


Al-Quran al-Karim tidak menyebutkan siapa nama hamba yang dimaksud, yaitu seorang hamba yang dicari oleh Musa agar ia dapat belajar darinya. Nabi Musa adalah seseorang yang diajak berbicara langsung oleh Allah s.w.t dan ia salah seorang ulul azmi dari para rasul. Beliau adalah pemilik mukjizat tongkat dan tangan yang bercahaya dan seorang Nabi yang Taurat diturunkan kepadanya tanpa melalui perantara. Namun dalam kisah ini, beliau menjadi seorang pencari ilmu yang sederhana yang harus belajar kepada gurunya dan menahan penderitaan di tengah-tengah belajarnya itu. Lalu, siapakah gurunya atau pengajarnya? Pengajarnya adalah seorang hamba yang tidak disebutkan namanya dalam Al-Quran meskipun dalam hadis yang suci disebutkan bahawa ia adalah Khidir as.


Musa berjalan bersama hamba yang menerima ilmunya dari Allah s.w.t tanpa sebab-sebab penerimaan ilmu yang biasa kita ketahui. Mula-mula Khidir menolak ditemani oleh Musa. Khidir memberitahu Musa bahawa ia tidak akan mampu bersabar bersamanya. Akhirnya, Khidir mahu ditemani oleh Musa tapi dengan syarat, hendaklah ia tidak bertanya tentang apa yang dilakukan Khidir sehingga Khidir menceritakan kepadanya. Khidir merupakan simbol ketenangan dan diam; ia tidak berbicara dan gerak- gerinya menimbulkan kegelisahan dan kebingungan dalam diri Musa. Sebahagian tindakan yang dilakukan oleh Khidir jelas-jelas dianggap sebagai kejahatan di mata Musa; sebahagian tindakan Khidir yang lain dianggap Musa sebagai hal yang tidak memiliki erti apa pun; dan tindakan yang lain justru membuat Musa bingung dan membuatnya menentang. Meskipun Musa memiliki ilmu yang tinggi dan kedudukan yang luar biasa namun beliau mendapati dirinya dalam keadaan kebingungan melihat perilaku hamba yang mendapatkan kurnia ilmunya dari sisi Allah s.w.t.


Ilmu Musa yang berlandaskan syariat menjadi bingung ketika menghadapi ilmu hamba ini yang berlandaskan hakikat. Syariat merupakan bahagian dari hakikat. Terkadang hakikat menjadi hal yang sangat samar sehingga para nabi pun sulit memahaminya. Awan tebal yang menyelimuti kisah ini dalam Al-Quran telah menurunkan hujan lebat yang darinya mazhab- mazhab sufi di dalam Islam menjadi segar dan tumbuh. Bahkan terdapat keyakinan yang menyatakan adanya hamba-hamba Allah s.w.t yang bukan termasuk nabi dan syuhada namun para nabi dan para syuhada "cemburu" dengan ilmu mereka. Keyakinan demikian ini timbul kerana pengaruh kisah ini.


Para ulama berbeza pendapat berkenaan dengan Khidir. Sebahagian mereka mengatakan bahawa ia seorang wali dari wali-wali Allah s.w.t. Sebahagian lagi mengatakan bahawa ia seorang nabi. Terdapat banyak cerita bohong tentang kehidupan Khidir dan bagaimana keadaannya. Ada yang mengatakan bahawa ia akan hidup sampai hari kiamat. Yang jelas, kisah Khidir tidak dapat dijabarkan melalui nas-nas atau hadis-hadis yang dapat dipegang (otentik). Tetapi kami sendiri berpendapat bahawa beliau meninggal sebagaimana meninggalnya hamba-hamba Allah s.w.t yang lain. Sekarang, kita tinggal membahas kewaliannya dan kenabiannya. Tentu termasuk masalah yang sangat rumit atau membingungkan. Kami akan menyampaikan kisahnya dari awal sebagaimana yang dikemukakan dalam Al-Quran.


Nabi Musa as berbicara di tengah-tengah Bani Israil. Ia mengajak mereka untuk menyembah Allah s.w.t dan menceritakan kepada mereka tentang kebenaran. Pembicaraan Nabi Musa sangat komprehensif dan tepat. Setelah beliau menyampaikan pembicaraannya, salah seorang Bani Israil bertanya: "Apakah ada di muka bumi seseorang yang lebih alim darimu wahai Nabi Allah?" Dengan nada emosi, Musa menjawab: "Tidak ada."


Allah s.w.t tidak setuju dengan jawapan Musa. Lalu Allah s.w.t mengutus Jibril untuk bertanya kepadanya: "Wahai Musa, tidakkah engkau mengetahui di mana Allah s.w.t meletakkan ilmu-Nya?" Musa mengetahui bahawa ia terburu-buru mengambil suatu keputusan. Jibril kembali berkata kepadanya: "Sesungguhnya Allah s.w.t mempunyai seorang hamba yang berada di majma' al-Bahrain yang ia lebih alim daripada kamu." Jiwa Nabi Musa yang mulia rindu untuk menambah ilmu, lalu timbullah keinginan dalam dirinya untuk pergi dan menemui hamba yang alim ini. Musa bertanya bagaimana ia dapat menemui orang alim itu. Kemudian ia mendapatkan perintah untuk pergi dan membawa ikan di keranjang. Ketika ikan itu hidup dan melompat ke lautan maka di tempat itulah Musa akan menemui hamba yang alim.


Akhirnya, Musa pergi guna mencari ilmu dan beliau ditemani oleh seorang pembantunya yang masih muda. Pemuda itu membawa ikan di keranjang. Kemudian mereka berdua pergi untuk mencari hamba yang alim dan soleh. Tempat yang mereka cari adalah tempat yang sangat samar dan masalah ini berkaitan dengan hidupnya ikan di keranjang dan kemudian ikan itu akan melompat ke laut. Namun Musa berkeinginan kuat untuk menemukan hamba yang alim ini walaupun beliau harus berjalan sangat jauh dan menempuh waktu yang lama.


Musa berkata kepada pembantunya: "Aku tidak memberimu tugas apa pun kecuali engkau memberitahuku di mana ikan itu akan berpisah denganmu." Pemuda atau pembantunya berkata: "Sungguh engkau hanya memberi aku tugas yang tidak terlalu berat." Kedua orang itu sampai di suatu batu di sisi laut. Musa tidak kuat lagi menahan rasa kantuk sedangkan pembantunya masih bergadang. Angin bergerak ke tepi lautan sehingga ikan itu bergerak dan hidup lalu melompat ke laut. Melompatnya ikan itu ke laut sebagai tanda yang diberitahukan Allah s.w.t kepada Musa tentang tempat pertemuannya dengan seseorang yang bijaksana yang mana Musa datang untuk belajar kepadanya. Musa bangkit dari tidurnya dan tidak mengetahui bahawa ikan yang dibawanya telah melompat ke laut sedangkan pembantunya lupa untuk menceritakan peristiwa yang terjadi. Lalu Musa bersama pemuda itu melanjutkan perjalanan dan mereka lupa terhadap ikan yang dibawanya. Kemudian Musa ingat pada makanannya dan ia telah merasakan keletihan. Ia berkata kepada pembantunya: "Cuba bawalah kepada kami makanan siang kami, sungguh kami telah merasakan keletihan akibat dari perjalanan ini."


Pembantunya mulai ingat tentang apa yang terjadi. Ia pun mengingat bagaimana ikan itu melompat ke lautan. Ia segera menceritakan hal itu kepada Nabi Musa. Ia meminta maaf kepada Nabi Musa kerana lupa menceritakan hal itu. Setan telah melupakannya. Keanehan apa pun yang menyertai peristiwa itu, yang jelas ikan itu memang benar-benar berjalan dan bergerak di lautan dengan suatu cara yang mengagumkan. Nabi Musa merasa gembira melihat ikan itu hidup kembali di lautan dan ia berkata: "Demikianlah yang kita inginkan." Melompatnya ikan itu ke lautan adalah sebagai tanda bahawa di tempat itulah mereka akan bertemu dengan seseorang lelaki yang alim. Nabi Musa dan pembantunya kembali dan menyelusuri tempat yang dilaluinya sampai ke tempat yang di situ ikan yang dibawanya bergerak dan menuju ke lautan.


Perhatikanlah permulaan kisah: bagaimana Anda berhadapan dengan suatu kesamaran dan tabir yang tebal di mana ketika Anda menjumpai suatu tabir di depan Anda terpampang maka sebelum tabir itu tersingkap Anda harus berhadapan dengan tabir-tabir yang lain. Akhirnya, Musa sampai di tempat di mana ikan itu melompat. Mereka berdua sampai di batu di mana keduanya tidur di dekat situ, lalu ikan yang mereka bawa keluar menuju laut. Di sanalah mereka mendapatkan seorang lelaki. Kami tidak mengetahui namanya, dan bagaimana bentuknya, dan bagaimana bajunya; kami pun tidak mengetahui usianya. Yang kita ketahui hanyalah gambaran dalam yang dijelaskan oleh Al-Quran: "Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahrnat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. "


Inilah aspek yang penting dalam kisah itu. Kisah itu terfokus pada sesuatu yang ada di dalam jiwa, bukan tertuju pada hal-hal yang bersifat fizik atau lahiriah. Allah s.w.t berfirman:


"Maka tatkala mereka berjalan sampai ke pertemuan dua buah laut itu, maka mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu. Tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya: 'Bawalah ke mari makanan kita; sesungguhnya kita merasa letih kerana perjalanan kita ini.' Muridnya menjawab: 'Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali setan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali.' Musa berkata: 'Itulah (tempat) yang kita cari; lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. " (QS. al-Kahfi: 61-65)


Bukhari mengatakan bahawa Musa dan pembantunya menemukan Khidir di atas sejadah hijau di tengah-tengah lautan. Ketika Musa melihatnya, ia menyampaikan salam kepadanya. Khidir berkata: "Apakah di bumimu ada salam? Siapa kamu?" Musa menjawab: "Aku adalah Musa." Khidir berkata: "Bukankah engkau Musa dari Bani Israil. Bagimu salam wahai Nabi dari Bani Israil." Musa berkata: "Dari mana kamu mengenal saya?" Khidir menjawab: "Sesungguhnya yang mengenalkan kamu kepadaku adalah juga yang memberitahu aku siapa kamu. Lalu, apa yang engkau inginkan wahai Musa?" Musa berkata dengan penuh kelembutan dan kesopanan: "Apakah aku dapat mengikutimu agar engkau dapat mengajariku sesuatu yang engkau telah memperoleh kurnia dari-Nya." Khidir berkata: "Tidakkah cukup di tanganmu Taurat dan bukankah engkau telah mendapatkan wahyu. Sungguh wahai Musa, jika engkau ingin mengikutiku engkau tidak akan mampu bersabar bersamaku."


Kita ingin memperhatikan sejenak perbezaan antara pertanyaan Musa yang penuh dengan kesopanan dan kelembutan dan jawapan Khidir yang tegas di mana ia memberitahu Musa bahawa ilmunya tidak harus diketahui oleh Musa, sebagaimana ilmu Musa tidak diketahui oleh Khidir. Para ahli tafsir mengemukakan bahawa Khidir berkata kepada Musa: "Ilmuku tidak akan engkau ketahui dan engkau tidak akan mampu sabar untuk menanggung derita dalam memperoleh ilmu itu. Aspek-aspek lahiriah yang engkau kuasai tidak dapat menjadi landasan dan ukuran untuk menilai ilmuku. Barangkali engkau akan melihat dalam tindakan- tindakanku yang tidak engkau fahami sebab-sebabnya. Oleh kerana itu, wahai Musa, engkau tidak akan mampu bersabar ketika ingin mendapatkan ilmuku." Musa mendapatkan suatu pernyataan yang tegas dari Khidir namun beliau kembali mengharapnya untuk mengizinkannya menyertainya untuk belajar darinya. Musa berkata kepadanya bahawa insya-Allah ia akan mendapatinya sebagai orang yang sabar dan tidak akan menentang sedikit pun.


Perhatikanlah bagaimana Musa, seorang Nabi yang berdialog dengan Allah s.w.t, merendah di hadapan hamba ini dan ia menegaskan bahawa ia tidak akan menentang perintahnya. Hamba Allah s.w.t yang namanya tidak disebutkan dalam Al-Quran menyatakan bahawa di sana terdapat syarat yang harus dipenuhi Musa jika ia bersikeras ingin menyertainya dan belajar darinya. Musa bertanya tentang syarat ini, lalu hamba yang soleh ini menentukan agar Musa tidak bertanya sesuatu pun sehingga pada saatnya nanti ia akan mengetahuinya atau hamba yang soleh itu akan memberitahunya. Musa sepakat atas syarat tersebut dan kemudian mereka pun pergi. Perhatikanlah firman Allah s.w.t dalam surah al-Kahfi:


"Musa berkata kepadanya: 'Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu ?' Dia menjawab: 'Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?' Musa berkata: 'Insya-Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusan pun.' Dia berkata: 'Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu pun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu.'" (QS. al-Kahfi: 66-70)


Musa pergi bersama Khidir. Mereka berjalan di tepi laut. Kemudian terdapat perahu yang berlayar lalu mereka berbicara dengan orang-orang yang ada di sana agar mahu mengangkut mereka. Para pemilik perahu mengenal Khidir. Lalu mereka pun membawanya berserta Musa, tanpa meminta upah sedikit pun kepadanya. Ini sebagai bentuk penghormatan kepada Khidir. Namun Musa dibuat terkejut ketika perahu itu berlabuh dan ditinggalkan oleh para pemiliknya, Khidir melubangi perahu itu. Ia mencabut papan demi papan dari perahu itu, lalu ia melemparkannya ke laut sehingga papan-papan itu dibawa ombak ke tempat yang jauh.


Musa menyertai Khidir dan melihat tindakannya dan kemudian ia berfikir. Musa berkata kepada dirinya sendiri: "Apa yang aku lakukan di sini, mengapa aku berada di tempat ini dan menemani laki-laki ini? Mengapa aku tidak tinggal bersama Bani Israil dan membacakan Kitab Allah s.w.t sehingga mereka taat kepadaku? Sungguh Para pemilik perahu ini telah mengangkut kami tanpa meminta upah. Mereka pun memuliakan kami tetapi guruku justru merosak perahu itu dan melubanginya." Tindakan Khidir di mata Musa adalah tindakan yang tercela. Kemudian bangkitlah emosi Musa sebagai bentuk kecemburuannya kepada kebenaran. Ia terdorong untuk bertanya kepada gurunya dan ia lupa tentang syarat yang telah diajukannya, agar ia tidak bertanya apa pun yang terjadi. Musa berkata: "Apakah engkau melubanginya agar para penumpangnya tenggelam? Sungguh engkau telah melakukan sesuatu yang tercela." Mendengar pertanyaan lugas Musa, hamba Allah s.w.t itu menoleh kepadanya dan menunjukkan bahawa usaha Musa untuk belajar darinya menjadi sia-sia kerana Musa tidak mampu lagi bersabar. Musa meminta maaf kepada Khidir kerana ia lupa dan mengharap kepadanya agar tidak menghukumnya.


Kemudian mereka berdua berjalan melewati suatu kebun yang dijadikan tempat bermain oleh anak-anak kecil. Ketika anak-anak kecil itu sudah letih bermain, salah seorang mereka tampak bersandar di suatu pohon dan rasa kantuk telah menguasainya. Tiba-tiba, Musa dibuat terkejut ketika melihat hamba Allah s.w.t ini membunuh anak kecil itu. Musa dengan lantang bertanya kepadanya tentang kejahatan yang baru saja dilakukannya, yaitu membunuh anak laki-laki yang tidak berdosa. Hamba Allah s.w.t itu kembali mengingatkan Musa bahawa ia tidak akan mampu bersabar bersamanya. Musa meminta maaf kepadanya kerana lagi-lagi ia lupa. Musa berjanji tidak akan bertanya lagi. Musa berkata ini adalah kesempatan terakhirku untuk menemanimu. Mereka pun pergi dan meneruskan perjalanan. Mereka memasuki suatu desa yang sangat bakhil. Musa tidak mengetahui mengapa mereka berdua pergi ke desa itu dan mengapa tinggal dan bermalam di sana. Makanan yang mereka bawa habis, lalu mereka meminta makanan kepada penduduk desa itu, tetapi penduduk itu tidak mahu memberi dan tidak mahu menjamu mereka.


Kemudian datanglah waktu petang. Kedua orang itu ingin beristirahat di sebelah dinding yang hampir roboh. Musa dibuat terkejut ketika melihat hamba itu berusaha membangun dinding yang nyaris roboh itu. Bahkan ia menghabiskan waktu malam untuk memperbaiki dinding itu dan membangunnya seperti baru. Musa sangat hairan melihat tindakan gurunya. Bagi Musa, desa yang bakhil itu seharusnya tidak layak untuk mendapatkan pekerjaan yang gratis ini. Musa berkata: "Seandainya engkau mau, engkau bisa mendapat upah atas pembangunan tembok itu." Mendengar perkataan Musa itu, hamba Allah s.w.t itu berkata kepadanya: "Ini adalah batas perpisahan antara dirimu dan diriku." Hamba Allah s.w.t itu mengingatkan Musa tentang pertanyaan yang seharusnya tidak dilontarkan dan ia mengingatkannya bahawa pertanyaan yang ketiga adalah akhir dari pertemuan.


Kemudian hamba Allah s.w.t itu menceritakan kepada Musa dan membongkar kesamaran dan kebingungan yang dihadapi Musa. Setiap tindakan hamba yang soleh itu—yang membuat Musa bingung—bukanlah hasil dari rekayasanya atau dari inisiatif sendiri, ia hanya sekadar menjadi jambatan yang digerakkan oleh kehendak Yang Maha Tingi di mana kehendak yang tinggi ini menyiratkan suatu hikmah yang tersembunyi. Tindakan-tindakan yang secara lahiriah tampak keras namun pada hakikatnya justru menyembunyikan rahmat dan kasih sayang. Demikianlah bahawa aspek lahiriah bertentangan dengan aspek batiniah. Hal inilah yang tidak diketahui oleh Musa. Meskipun Musa memiliki ilmu yang sangat luas tetapi ilmunya tidak sebanding dengan hamba ini. Ilmu Musa laksana setitis air dibandingkan dengan ilmu hamba itu, sedangkan hamba Allah s.w.t itu hanya memperoleh ilmu dari Allah s.w.t sedikit, sebesar air yang terdapat pada paruh burung yang mengambil dari lautan. Allah s.w.t berfirman:


"Maka berjalanlah heduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidir melubanginya. Musa berkata: 'Mengapa kamu melubangi perahu itu yang akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya? Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar.' Dia (Khidir) berkata: 'Bukankah aku telah berkata: 'Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku.' Musa berkata: 'Janganlah kamu menghukum aku kerana kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku.' Maka berjalanlah keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, maka Khidir membunuhnya. Musa berkata: 'Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih itu, bukan kerana dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar.' Khidir berkata: 'Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahawa sesungguhnya kamu tidak akan sabar bersamaku?' Musa berkata: 'Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini, maka janganlah engkau memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur kepadaku.' Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidir menegakkan dinding itu. Musa berkata: 'Jikalau kamu mau, nescaya kamu mengambil upah untuk itu.' Khidir berkata: 'Inilah perpisahan antara aku dengan kamu. Aku akan memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya. Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merosakkan bahtera itu, kerana di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera. Dan adapun anak itu maka kedua orang tuanya adalah orang-orang mukmin dan kami khawatir bahawa dia akan mendorong orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam dari kasih sayangnya (kepada ibu dan bapaknya). Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya seseorang yang soleh, maka Tuhanmu menghendaki supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemahuanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.'" (QS. al-Kahfi: 71-82)


Hamba soleh itu menyingkapkan dua hal pada Musa: ia memberitahunya bahawa ilmunya, yakni ilmu Musa sangat terbatas, kemudian ia memberitahunya bahawa banyak dari musibah yang terjadi di bumi justru di balik itu terdapat rahmat yang besar. Pemilik perahu itu akan menganggap bahawa usaha melubangi perahu mereka merupakan suatu bencana bagi mereka tetapi sebenarnya di balik itu terdapat kenikmatan, yaitu kenikmatan yang tidak dapat diketahui kecuali setelah terjadinya peperangan di mana raja akan memerintahkan untuk merampas perahu- perahu yang ada. Lalu raja itu akan membiarkan perahu-perahu yang rosak. Dengan demikian, sumber rezeki keluarga-keluarga mereka akan tetap terjaga dan mereka tidak akan mati kelaparan. Demikian juga orang tua anak kecil yang terbunuh itu akan menganggap bahawa terbunuhnya anak kecil itu sebagai musibah, namun kematiannya justru membawa rahmat yang besar bagi mereka kerana Allah s.w.t akan memberi mereka—sebagai ganti darinya—anak yang baik yang dapat menjaga mereka dan melindungi mereka pada saat mereka menginjak masa tua dan mereka tidak akan menampakkan kelaliman dan kekufuran seperti anak yang terbunuh. Demikianlah bahawa nikmat terkadang membawa sesuatu bencana dan sebaliknya, suatu bencana terkadang membawa nikmat. Banyak hal yang lahirnya baik ternyata justru di balik itu terdapat keburukan.


Mula-mula Nabi Allah s.w.t Musa menentang dan mempersoalkan tindakan hamba Allah s.w.t tersebut, kemudian ia menjadi mengerti ketika hamba Allah s.w.t itu menyingkapkan kepadanya maksud dari tindakannya dan rahmat Allah s.w.t yang besar yang tersembunyi dari peristiwa-peristiwa yang terjadi.


Selanjutnya, Musa kembali menemui pembantunya dan menemaninya untuk kembali ke Bani Israil. Sekarang, Musa mendapatkan keyakinan yang luar biasa. Musa telah belajar dari mereka dua hal: yaitu ia tidak merasa bangga dengan ilmunya dalam syariat kerana di sana terdapat ilmu hakikat, dan ia tidak mempersoalkan musibah-musibah yang dialami oleh manusia kerana di balik itu terdapat rahmat Allah s.w.t yang tersembunyi yang berupa kelembutan-Nya dan kasih sayang-Nya. Itulah pelajaran yang diperoleh Nabi Musa as dari hamba ini. Nabi Musa mengetahui bahawa ia berhadapan dengan lautan ilmu yang baru di mana ia bukanlah lautan syariat yang diminum oleh para nabi. Kita berhadapan dengan lautan hakikat, di hadapan ilmu takdir yang tertinggi; ilmu yang tidak dapat kita jangkau dengan akal kita sebagai manusia biasa atau dapat kita cerna dengan logik biasa. Ini bukanlah ilmu eksperimental yang kita ketahui atau yang biasa terjadi di atas bumi, dan ia pun bukan ilmu para nabi yang Allah s.w.t wahyukan kepada mereka.


Kita sekarang sedang membahas ilmu yang baru. Lalu siapakah pemilik ilmu ini? Apakah ia seorang wali atau seorang nabi? Majoriti kaum sufi berpendapat bahawa hamba Allah s.w.t ini dari wali-wali Allah s.w.t. Allah s.w.t telah memberinya sebahagian ilmu laduni kepadanya tanpa sebab-sebab tertentu. Sebahagian ulama berpendapat bahawa hamba soleh ini adalah seorang nabi. Untuk mendukung penyataannya ulama- ulama tersebut menyampaikan beberapa argumentasi melalui ayat Al- Quran yang menunjukkan kenabiannya.


Pertama, firman-Nya:


"Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-ham- ba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami."


Kedua, perkataan Musa kepadanya:


"Musa berkata kepadanya: 'Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?' Dia menjawab: 'Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu ?' Musa berkata: 'lnsya-Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusan pun.' Dia berkata: 'Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu pun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu,'" (QS. al-Kahfi: 66-70)


Seandainya ia seorang wali dan bukan seorang nabi maka Musa tidak akan berdialog atau berbicara dengannya dengan cara yang demikian dan ia tidak akan menjawab kepada Musa dengan jawapan yang demikian. Bila ia bukan seorang nabi maka bererti ia tidak maksum sehingga Musa tidak harus memperoleh ilmu dari seseorang wali yang tidak maksum.


Ketiga, Khidir menunjukkan keberaniannya untuk membunuh anak kecil itu melalui wahyu dari Allah s.w.t dan perintah dari-Nya. Ini adalah dalil tersendiri yang menunjukkan kenabiannya dan bukti kuat yang menunjukkan kemaksumannya. Sebab, seorang wali tidak boleh membunuh jiwa yang tidak berdosa dengan hanya berdasarkan kepada keyakinannya dan hatinya. Boleh jadi apa yang terlintas dalam hatinya tidak selalu maksum kerana terkadang ia membuat kesalahan. Jadi, keberanian Khidir untuk membunuh anak kecil itu sebagai bukti kenabiannya.


Keempat, perkataan Khidir kepada Musa:


"Sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemahuanku sendiri. " (QS. al-Kahfi: 82)


Yakni, apa yang aku lakukan bukan dari doronganku sendiri namun ia merupakan perintah dari Allah s.w.t dan wahyu dari-Nya. Demikianlah pendapat para ulama dan para ahli zuhud. Para ulama berpendapat bahawa Khidir adalah seorang Nabi sedangkan para ahli zuhud dan para tokoh sufi berpendapat bahawa Khidir adalah seorang wali dari wali-wali Allah s.w.t.


Salah satu pernyataan Khidir yang sering dikemukakan oleh tokoh sufi adalah perkataan Wahab bin Munabeh, Khidir berkata: "Wahai Musa, manusia akan diseksa di dunia sesuai dengan kadar kecintaan mereka atau kecenderungan mereka terhadapnya (dunia)." Sedangkan Bisyir bin Harits al-Hafi berkata: "Musa berkata kepada Khidir: "Berilah aku nasihat." Khidir menjawab: "Mudah-mudahan Allah s.w.t memudahkan kamu untuk taat kepada-Nya." Para ulama dan para ahli zuhud berselisih pendapat tentang Khidir dan setiap mereka mengklaim kebenaran pendapatnya. Perbezaan pendapat ini berhujung pangkal kepada anggapan para ulama bahawa mereka adalah sebagai pewaris para nabi, sedangkan kaum sufi menganggap diri mereka sebagai ahli hakikat yang mana salah satu tokoh terkemuka dari ahli hakikat itu adalah Khidir. Kami sendiri cenderung untuk menganggap Khidir sebagai seorang nabi kerana beliau menerima ilmu laduni. Yang jelas, kita tidak mendapati nas yang jelas dalam konteks Al-Quran yang menunjukkan kenabiannya dan kita juga tidak menemukan nas yang gamblang yang dapat kita jadikan sandaran untuk menganggapnya sebagai seorang wali yang diberi oleh Allah s.w.t sebahagian ilmu laduni.


Barangkali kesamaran seputar peribadi yang mulia ini memang disengaja agar orang yang mengikuti kisah tersebut mendapatkan tujuan utama dari inti cerita. Hendaklah kita berada di batas yang benar dan tidak terlalu jauh mempersoalkan kenabiannya atau kewaliannya. Yang jelas, ketika kami memasukkannya dalam jajaran para nabi kerana ia adalah seorang guru dari Musa dan seorang ustaz baginya untuk beberapa waktu.

2013-02-05

Monumen hari kiamat




Monumental Instructions for the Post-Apocalypse



Monumen ini adalah salah satu monumen teraneh di Amerika. Monumen ini terletak di timur laut negara bagian Georgia. Terdapat 5 bilah batu yang seolah olah keluar dari dalam tanah. Yang lebih aneh lagi, kelima batu tersebut membentuk formasi bintang.
Selain deikenal dengan nama Monumental Instructions for the Post-Apocalypse, monmen ini juga dikenal dengan sebutan Georgia Guidestones.
Tinggi dari batu tersebut mencapai 16 kaki (487.68 cm, atau hampir 5 meter) dan berbahan dasar granit. Berat batu tersebut diperkirakan mencapai 20 ton perbuahnya. Bentuk ini mengingatkan kita pada Stonehenge di UK.
Hinnga saat ini belum ada keterangan tentang siapa pembuat dan tujuan didirikannya batu batu tersebut. Berikut terdapat artikel unutk review batu itu.

Monumen yang aneh di Amerika tenun atas bukit tandus di timur laut Georgia. Lima lembaran besar granit dipoles bangkit dari bumi dalam pola bintang. Batu-batu yang masing-masing 16 meter, dengan empat di antaranya dengan berat lebih dari 20 ton masing-masing. Bersama-sama mereka mendukung batu penjuru 25.000 pon. Mendekati bangunan tersebut, sulit untuk tidak memikirkan segera dari Inggris Stonehenge atau mungkin monolit menyenangkan dari 2001: A Space Odyssey. Dibangun pada tahun 1980, batu-batu abu-abu pucat diam-diam menunggu akhir dunia seperti yang kita kenal.

Disebut Guidestones Georgia, monumen adalah misteri-tidak ada yang tahu persis siapa menugaskan atau mengapa. Satu-satunya petunjuk ke asalnya berada di sebuah plakat di dekatnya di tanah-yang memberikan dimensi dan menjelaskan serangkaian takik rumit dan lubang yang sesuai dengan pergerakan matahari dan bintang-dan "panduan" sendiri, arahan diukir batu. Instruksi ini muncul dalam delapan bahasa mulai dari bahasa Inggris ke bahasa Swahili dan mencerminkan ideologi Age aneh Baru. Beberapa samar-samar eugenic (panduan reproduksi bijaksana-meningkatkan kebugaran dan keragaman), yang lain meresepkan standar-masalah mistisisme hippie (hadiah kebenaran-beauty-cinta-mencari harmoni dengan yang tak terbatas).

Apa yang paling banyak disepakati-berdasarkan bukti yang ada-adalah bahwa Guidestones dimaksudkan untuk menginstruksikan korban bingung dari beberapa kiamat akan datang karena mereka berusaha untuk menyusun kembali peradaban. Tidak semua orang nyaman dengan gagasan ini. Beberapa hari sebelum saya mengunjungi, batu telah berlumuran polyurethane dan semprot-dicat dengan grafiti, termasuk slogan-slogan seperti perusakan ini adalah tindakan serius pertama dari vandalisme dalam sejarah Guidestones '"Kematian bagi tatanan dunia baru.", Tetapi hampir tidak keberatan pertama keberadaan mereka. Bahkan, selama lebih dari tiga dekade ini struktur luar biasa di jantung Sabuk Alkitab telah menghasilkan respon yang berkisar dari pesona untuk horor. Pendukung (terkenal di antara mereka Yoko Ono) telah memuji pesan sebagai panggilan aduk dengan pemikiran rasional, mirip dengan Thomas Paine, The Age of Reason. Lawan telah menyerang mereka sebagai Sepuluh Perintah Antikristus.

Siapa pun arsitek anonim Guidestones itu, mereka tahu apa yang mereka lakukan: Monumen adalah struktur yang sangat rekayasa yang sempurna melacak matahari. Hal ini juga berhasil untuk menimbulkan daya tarik tak berujung, berkat hati-hati diatur aura misteri. Dan batu telah menarik banyak umat untuk membela terhadap orang-orang yang ingin mereka hancur. Jelas, siapa pun yang memiliki monumen ditempatkan di sini dipahami satu hal yang sangat baik: Orang hadiah apa yang mereka tidak mengerti setidaknya sebanyak apa yang mereka lakukan.

Kisah Guidestones Georgia dimulai pada hari Jumat sore pada bulan Juni 1979, ketika seorang pria berambut abu-abu yang elegan muncul di Elbert County, berjalan ke kantor Elberton Granit Finishing, dan memperkenalkan dirinya sebagai Robert C. Kristen. Dia mengaku mewakili "sekelompok kecil orang Amerika setia" yang telah merencanakan pemasangan monumen batu yang luar biasa besar dan kompleks. Kristen telah datang ke Elberton-ibukota kabupaten dan ibukota granit dari dunia-karena ia percaya tambang yang diproduksi batu terbaik di planet ini.

Joe Fendley, Presiden Elberton Granit itu, mengangguk tanpa sadar, terganggu oleh terburu-buru untuk menyelesaikan gaji mingguannya. Tapi ketika Kristen mulai menggambarkan monumen yang ada dalam pikirannya, Fendley menghentikan apa yang ia lakukan. Tidak hanya itu pria meminta batu yang lebih besar daripada yang telah digali di daerah ini, ia juga ingin mereka dipotong, selesai, dan dirakit menjadi semacam instrumen astronomi besar.

Apa di dunia akan itu untuk? Fendley bertanya. Christian menjelaskan bahwa struktur yang ada dalam pikirannya akan berfungsi sebagai, kalender jam kompas, dan. Hal ini juga akan perlu diukir dengan satu set panduan tertulis dalam delapan bahasa utama dunia. Dan itu harus mampu menahan peristiwa yang paling bencana, sehingga sisa-sisa hancur kemanusiaan akan dapat menggunakan mereka panduan untuk membangun kembali peradaban yang lebih baik daripada yang hendak menghancurkan dirinya sendiri.

keterangan:
1. Monumen ini terletak di titk tertingi Elbert County, dimaksudkan unutk mengikuti pergerakan matahari dari timur ke barat sepanjang tahun.
2. Pada saat equinox (keadaan dimana kemiringan sumbu bumi jauh dari matahari, matahari tepat berada diatas khatulistiwa, lengkapnya baca), pengunjung yang berada pada sebelah barat dari batu tengah yang terdapat seperti lubang horizontal (lihat gambar diatas no 2) dapat melihat matahari terbit dari horizon.
3. Terdapat lubang sebesar mata yang terdapat pada batu tiang yang ditengah. Jika kita melihat dari arah selatan melalui lubang itu meuju langit, maka akan nampak Polaris atau Bintang Utara (no 3).
4. Terdapat juga lubang berdiameter 7/8 inchi yang terletak di batu paling atas (batu yang horizontal). Lubang ini dapat menunjukkan secara waktu secara tepat. Jika sinar matahari yang melewati batu tersebut tepat berada ditengah batu tiang, maka saat itulah tengah hari.
Jadi, sepertinya bangunan ini juga memiliki fungsi sebagai penanda waktu, dan juga sebagai kompas. Akan tetapi batu batu ini masih mengandung misteri. Apakah batu ini peninggalan zaman Megalithikum?. Kalau batu ini buatan zaman tersebut apakah teknologi mereka sudah mampu menentuka equinox, polaris dan juga arah mata angin?. Kalau batu ini buatan manusia modern, siapakah dan unutk apa ia mambuatnya? atau mungkin saja batu batu itu bukan buatan manusia.